Tepak sirih dalam adat Melayu bukan hanya sebagai hiasan atau alat cendera mata yang diberikan kepada seseorang untuk ingatan, atau bukan hanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sirih bagi orang orang yang gemar memakan sirih. Tetapi tepak sirih digunakan etnis melayu untuk perlengkapan adat dalam aneka ragam upacara yang berkenaan dengan adat dan budaya Melayu. Tepak selalu ada dalam acara penyambutan tamu, pinang meminang, memulangkan anak, mengadakan perdamaian, tepung tawar dan pada teti tarian serta pada upacara adat melayu lainnya.
Bentuk dan bahan tepak beraneka ragam ada yang dibuat dari bahan kuningan atau tembaga, ada yang dibuat dari kaleng atau perak, atau dari kayu bahkan ada pula tepak yang dibalut dengan emas.
Biasanya tepak sirih walaupun terbuat dari emas, perak atau tembaga haruslah dibungkus dengan kain songket, dan disaat berlangsungnya upacara adat barulah pembungkus tepak sirih itu dibuka. Dalam tepak biasanya diisi dengan daun sirih, gambir, kapur basah, pinang dan tembakau. Tetapi sekarang juga dimodifikasi dengan ditambah aneka bunga bungaan, manisan gula dan permen/ bon bon.
Dalam adat perkawinan melayu, tepak digunakan mulai dari menyambut tamu yang akan datang merisik (mencari jodoh yang dilakukan orang tua untuk mencarikan calon istri untuk anak laki lakinya) , sebagai alat komunikasi pembuka kata oleh yang mewakili tuan rumah sebagai juru bicara, menyuguhkan tepak yang disebut denga Tepak Pembuka Kata.
Sembari menerima tepak dan merasakan lemak gurihnya sirih dalam tepak pembuka kata, juru bicara sebagai perwakilan tamu yang datang, membuka kata sambil menyuguhkan tepak yang disebut dengan Tepak Merisik. Tepak Merisik merupakan alat komunikasi untuk mencari keterangan tentang seorang gadis atau anak dara yang dalam hal ini biasanya dikiaskan dengan sekuntum bunga.
Tuan rumah yang lazimnya disebut dengan ahli bait mencicipi sirih yang ada didalam tepak Merisik . Melihat ahli bait telah mencicipi sirih bawaan mereka, juru bicara menyampaikan maksud dan tujuan mereka datang adalah mencari keterangan tentang seorang gadis yang diibaratkan sebagai bunga dan dengan menyebut nama si gadis dan menanyakan kepada ahli bait apakah memang ada dirumah ini.
Setelah mendapat jawaban dari juru bicara ahli bait bahwa bunga yang dimaksud memang ada, maka juru bicara tamu yang datang menyuguhkan tepak yang diberi nama Tepak Meminang.
Tepak Meminang biasanya selain diisi dengan sirih, gambir, kapur basah, tembakau, juga diisi dengan mayang pinang, aneka ragam hiasan bunga dan pinang berakait. Kemudian juru bicara menanyakan syarat syarat dan mahar yang harus mereka siapkan untuk melamar meminang anak gadis ahli bait dengan diselingi pantun dan kata kiasan memetik bunga ditaman ahli bait.
Bila persyaratan yang diajukan tuan rumah dirasa dapat terpenuhi oleh tamu yang datang melamar, selanjutnya juru bicara tamu yang datang menyuguhkan tepak yang disebut denga Tepak Ikat Janji.
Tepak Ikat Janji merupakan alat komunikasi dalam penyampaian kata dalam menentukan hari pelaksanaan pernikahan dan hari peresmian perkawinan (pesta). Tepak Ikat Janji juga merupakan isyarat perjanjian yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak termasuk sanksi kepada salah satu pihak yang mengingkarinya.
Selain itu ada satu tepak lagi yang disebut denga Tepak Pengiring, yaitu alat komunikasi pihak keluarga yang mengisyaratkan pihak keluarga menyetujui pinangan/ lamaran tersebut. Jumlah Tepak Pengiring bervariasi dari 2 buah sampai 8 buah.
Demikian semoga kita selalu melestarikan adat budaya daerah masing masing sebagai warisan nenek moyang dan leluhur. Semoga bermanfaat.
Advertisement