Tidak semua aplikasi Android mempunyai tingkat kemanan data yang bagus walaupun kamu download langsung dari Playstore. Setidaknya kamu harus mengetahui popularitas dan riwayat aplikasi software tersebut. Salah satu trik untuk mengetahui bagus atau tidaknya aplikasi adalah dari popularitas dengan jumlah pendownload terbanyak dan rate (bintangnya), selain itu perhatikan komentar yang ada di aplikasi googlepaly tersebut, banyak yang memberikan komentar puas atau justru sebaliknya.
5 Aplikasi dibawah ini termasuk yang tidak bagus dari segi keamanan datanya karena para hacker sudah membobol aplikasi ini, bahkan yang lebih parahya lagi, aplikasi tersebut yang dengan sengaja merugikan penggunanya.
1. Hola Unblocker
Software Hola Unblocker adalah aplikasi ini berguna sebagai penyedia layanan VPN gratis dan termasuk salah satu aplikasi yang sangat terkenal di Chrome Web Store. Bahkan Hola Unblocker kini juga tersedia juga untuk Android.
Kehebatannya dalam membuka situs-situs dan konten diblokir pemerintah atau penyedia ISP menjadikan salah satu aplikasi penyedia VPN ini banyak digunakan. selain itu, kegunaan lain dari VPN adalah memberi koneksi yang lebih aman dibandingkan layanan proxy.
Namun faktanya, di balik kemudahan aplikasi ini rupanya terdapat aktivitas botnet di belakangnya. Ketika perangkat mengaktifkan aplikasi, maka secara otomatis kita juga akan terhubung ke koneksi yang yang dikelola oleh pihak ketiga. Ini artinya koneksi yang kita buat langsung antara komputer dan server VPN akan sangat mudah di-bypass oleh hacker.
Beberapa sumber juga mengatakan bahwa hola unblocker dengan sengaja memanfaatkan layanannya untuk menyedot kuota pengguna layanan premiumnya
2. Uber
Uber adalah perusahaan jaringan transportasi asal San Francisco, California, yang menciptakan aplikasi penyedia transportasi yang menghubungkan penumpang dengan sopir kendaraan sewaan serta layanan tumpangan. Perusahaan ini mengatur layanan penjemputan di berbagai kota di seluruh dunia.
Masalah yang pernah dialami UBER di tahun 2014 ternyata membawa dampak akibat ulah mantan karyawannya dengan melacak semua kegiatan setiap penumpang bahkan sampai hal hal yang privasi seperti keberadaan lokasi penumpang, apa yang mereka lakukan sepulang kerja, tempat mereka berkumpul saat malam, dan masih banyak hal sensitif lainnya yang bisa saja didapatkan dari para penumpang tersebut., sampai akhirnya permasalahan tersebut diketahui dan dilaporkan.
Semenjak itu, Uber langsung memperbarui ketentuannya sehingga pengemudi hanya dapat melihat catatan-catatan perjalanan untuk beberapa keperluan dan perbaikan bug pada fitur perjalanan.
Namun rupanya pada tahun 2016 masih juga ditemukan permasalahan pada Uber. Salah satu penumpang Uber di London mengalami kerugian atas akunnya yang kena hack. Kemudian penumpang Uber lainnya juga mengalami kerugian sebanyak US$600 atas perjalananya di New York, padahal dia tidak pernah melakukan perjalanan tersebut. Masalah di atas bisa saja menimpa semua penumpang transportasi online lainnya, termasuk di Indonesia.
3. Angry Birds
Jika semua versi game Angry Birds dikumpulkan kira-kira totalnya mencapai angka 2 miliar pengguna. . Artinga ada 2 milyar pendownload aplikasi games Angry Birds.
Mungkin karena sangat populernya games ini beberpa tahun lalu, ada masalah yang menjadi perhatian dunia dimana justru pihak pemerintah melalui NSA dan GCHQ yang melakukan pencurian data. Dengan mengambil data dalam akun aplikasi Angry Birds berupa data profil termasuk usia, jenis kelamin, dan lokasi pengguna. Pencurian data ini dibocorkan di Inggris tahun 2012 lalu,
4. Yahoo Apps
Yahoo secara terus menerus muncul di pemberitaan beberapa tahun terakhir ini berhubungan dengan masalah bocornya data pengguna. Kasus yang paling besar terjadi pada akhir tahun 2016, dimana Yahoo diberitakan kembali mengalami kebocoran data hingga mencapai angka 1 miliar akun yang dilakukan oleh hacker
Sebelum kasus ini menjadi booming dipenghujung tahun lalu, Yahoo telah mengalami permasalahan serupa selama dua setengah tahun. Diawal muncul pada tahun 2014, yang mana Yahoo juga mengalami pencurian data pengguna hingga 500 juta akun. Kasus pencurian tersebut diakibatkan krisis yang dialami oleh perusahaan karena sistem kontrol keamanan dan sistem internalnya yang lemah.
5. Adobe Flash Player
Meskipun saat ini hanya 10 persen situs-situs di dunia menggunakan flash player, namun keberadaanya di Googleplay masih bisa diunduh. Namun ingat,situs- situs modern saat ini, Flash Player sudah tidak lagi digunakan, terutama untuk metode penayangan iklan.
Kejadian yang pernah dialami Flash Playera adalah di tahun 2011, dimana Flash Player digunakan secara otomatis untuk menghidupkan webcam dengan tujuan untuk spying (mata- mata). Hacker bisa dengan gampangnya menipu untuk mengaktifkan webcam dan mikrofon tanpa disadari oleh pengguna. Metode hacking dengan memanfaatkan Flash Player tersebut menggunakan teknik yang diberi nama click jacking.
Tidak itu saja kembali di tahun2015, didapatkan 94 celah keamanan dimana 32 kelemahan terkait dengan DOS Attack, 68 kelemahan terkait eksekusi kode-kode dan sumber yang berbahaya, dan 13 kelemahan dapat dimanfaatkan untuk mencuri informasi langsung dari komputer korban. Saat ini Flash Player sudah ditinggalkan dan mulai digantikan dengan teknologi yang lebih aman dan relevan, yaitu HTML5
Advertisement