Citra Digital ? mungkin anda baru mengenalnya. Namun sebenarnya hal ini bisa dipelajari dalam ilmu khusus yang disebut dengan Digital Image Processing (Pemrosesan Citra digital). Ilmu ini mempelajari tentang bagaimana sebuah citra (image) secara umum adalah gambar nyata yang dibentuk oleh sebuah alat bisa dianalisis sehingga menghasilkan sebuah informasi yang mampu di fahami oleh akal manusia. Artikel ini disajikan khusus untuk pembaca blog Ngamen yang dikutip dari berbagai sumber.
Lalu apa yang membedakan citra digital dengan citra analog ? Citra analog adalah citra yang dibentuk dari sinyal analog yang bersifat kontinyu, sedangkan citra digital adalah citra yang dibentuk dari sinyal digital yang bersifat diskrit. Citra analog dihasilkan dari alat akuisisi citra analog, contohnya adalah mata manusia dan kamera analog. Gambaran yang tertangkap oleh mata manusia dan foto atau film yang tertangkap oleh kamera analog merupakan contoh dari citra analog. Citra tersebut memiliki kualitas dengan tingkat kerincian (resolusi) yang sangat baik tetapi memiliki kelemahan di antaranya adalah tidak dapat disimpan, diolah, dan diduplikasi di dalam komputer. Sedangkan Citra digital merupakan representasi dari fungsi intensitas cahaya dalam bentuk diskrit pada bidang dua dimensi. Citra tersusun oleh sekumpulan piksel (picture element) yang memiliki koordinat (x,y) dan amplitudo f(x,y). Koordinat (x,y) menunjukkan letak/posisi piksel dalam suatu citra, sedangkan amplitudo f(x,y) menunjukkan nilai intensitas warna citra.
Seiring dengan perkembangan zaman, citra analog mulai ditinggalkan penggunanya. Salah satu contoh misalnya dalam penggunaan Kamera analog, kamera yang masih menggunakan film, mulai jarang ditemukan para pecinta seni fotografi karena peran kamera analog sudah digantikan oleh kamera digital. Kamera digital bekerja lebih praktis tidak seperti kamera analog yang membuat citra dalam bentuk negatif dulu (film) kemudian dicuci baru dicetak dan baru menghasilkan gambar nyata, kamera digital bisa langsung dilihat secara real time dan penyimpanan citra digital bisa langsung ke media penyimpanan seperti SD (Secure Digital) card atau penyimpanan yang lainnya.
Citra Foto digital tersusun dari titik-titik yang disebut dengan piksel. Dalam citra digital, kita juga mengenal istilah resolusi citra yang berarti jumlah piksel yang menyusun panjang dan lebar suatu citra. Sebagai contoh, sebuah citra digital memiliki resolusi 1024 × 768, artinya citra tersebut tersusun atas 786.432 piksel. Perhatikan gambar (a) untuk penjelasan terkait penulisan ukuran panjang dan lebar citra.
Setiap piksel memiliki warna dan warna tersebut disusun dari tiga warna primer, yaitu merah, hijau dan biru. Masing-masing warna primer memiliki nilai intensitas minimum-maximum, 0-255. Penggabungan dari warna-warna tersebut mengikuti aturan pencampuran warna, seperti pada gambar (b). Sebagai contoh, suatu piksel memiliki nilai merah 255, nilai hijau 0 dan nilai biru 255, maka piksel tersebut akan berwarna ungu. Jadi, sebenarnya citra yang kita lihat pada monitor ataupun kamera digital merupakan kumpulan dari nilai intensitas warna primer.
Selain citra berwarna, ada juga grayscale dan citra biner. Grayscale merupakan citra digital yang piksel penyusunnya hanya berupa satu nilai saja, yaitu nilai abu-abu. Citra grayscale dapat diperoleh dengan banyak cara, namun metode yang paling umum adalah metode luminosity. Dalam metode ini, nilai citra grayscale diperoleh dari G = nilai merah*0.21 + nilai hijau*0.72 + nilai biru*0.07). Sementara itu, citra biner hanya memiliki dua nilai, yakni 0 dan 1.0 untuk hitam dan 1 untuk putih.
Citra digital dan pengolahannya banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Sebagai contoh, pencitraan untuk radar milter, geofisika untuk memetakan letak minyak bumi, keamanan untuk pemindai dan juga dalam bidang kesehatan untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit pasien.
Hasil pemindaian tas pada bandara merupakan salah satu manfaat dari pengolahan citra digital. Dalam bidang kesehatan, pengolahan citra digital biasanya digunakan untuk menentukan ukuran (luas/volume) dari suatu objek, misalnya ukuran bayi dalam kandungan pada USG (Ultrasonography) scan dan juga menghitung volume/luas kanker pada tikus dengan menggunakan pencitraan molekul seperti gambar di bawah. Volume tumor dapat diprediksi dengan cara menghitung banyaknya piksel tumor yang muncul pada citra.
Nah, selain berbagai ragam manfaat citra digital seperti pada penjelasan diatas citra digital sangat memungkinkan untuk mengembangkan berbagai teknologi terbaru lainnya.