Tegangan listrik yang kadang turun dan kadang tiba tiba naik bisa mengakibatkan daya tahan perangkat elektonik dirumah tidak bisa bertahan lama. Bisa anda bayangkan hampir semua peralatan dirumah membutuhkan tenaga listri seperti televisi, kulkas, laptop, speaker aktif, kopas angin, mesin cuci, microwave, blender dan lain lain. Dengan menggunakan stabilizer, tegangan listrik yang rendah bisa ditinggikan dan sebaliknya jika tegangan tingi maka akan diturunkan. namun saat ini kebanyakan fungsi stabilizer adalah menaikkan tegangan. Apalagi di saat beban puncal sekitar jam 18.00 - 22.00 wib, tegangan listrik yang normalnya 220 volt bisa turun menjadi 150 volt. Jika tifdak menggunakan stabilizer maka Anda bisa bayangkan hampir semua peralatan rumah tangga tidak bisa berfungsi dengan baik.
Setidaknya Stabilizer Voltage bekerja menggunakan 2 jenis yitu stabilizer Voltage dengan Relay dan stabilizer dengan servo motor. Stabilizer dengan relay bekerja menggunakan RelayRelay dan Travo yang akan bekerja secara Auto, saat Tegangan Input Naik maka salah satu Relay akan bekerja mengalirkan Listrik ke Travo Untuk menurunkan Besar tegangan, sebaliknya Saat Tegangan Listrik turun, maka Relay lainnya akan menyala dan mengubah aliran listrik ke Travo yang bekerja menaikkan tegangan Listrik, sehingga Tegangan Listrik yang keluar dari Stabilizer tetap Stabil. Sedangkan Stabilizer Voltage dengan Servo Motor bekerja dengan menggunakan sebuah Motor dan Carbon Brush yang dihubungkan ke Kabel Input Travo yang dililitkan melingkari Gerakan Shaft Motor, dan Output Travo di sambung ke titik.
0V dan 220V.. Saat tegangan listrik yang diterima mengalami penurunan, maka motor akan berputar, sehingga titik-0 tidak lagi sebagai Input, melainkan menjadi beberapa lilitan ke depan, dan travo menjadi StepUp (Menaikkan Tegangan), Sebaliknya saat tegangan listrik yang masuk terlalu tinggi maka motor akan berputar sebaliknya menjadi posisi di arah titik-0, dan Travo berubah menjadi Step Down (Menurunkan besar tegangan). Kesamaan kedua prinsip kerja ini menggunakan kabel email lilitan tembaga , namun bentuk lilitannya yang berbeda.
Sebelum membeli stabilizer dipasaran, sebaiknya Anda menentukan jenis stabilizer tegangan listrik. Beberapa hal berikut ini bisa menjadi pertimbangan agar natinya tidak salah dalam memilihnya. Berikut diantaranya :
1. Pilih Stabilizer sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum kita membeli stabilizer, kita tentukan dulu apakah stabilizer kita gunakan untuk menstabilkan tegangan seluruh jaringan listrik yang ada dirumah atau hanya untuk peralatan tertentu saja. hal ini penting karena berkaitan dengan budget. Jika kita hanya ingin menstabilkan beberapa perangkat elektronik saja dirumah cukup dengan membeli stabilizer dengan kekuatan tegangan yang kecil. Untuk menghitung kebutuhan tegangan dalam menstabilkan listrik dirumah, cara sederhana untuk menghitungnya adalah sebagai berikut. Umpama jika Anda ingin menstabilkan Kulkas dengan daya 100 watt dan TV 50 watt, Kipas angin 30 watt, penguat amplifier 50 watt, maka untuk menghitung kebutuhannya adalah = 125% x (100+50+ 30+50) = 287, 5 Watt. Untuk kebutuhan itu Anda cukup membeli stabilizer dengan ukuran 500 Volt Ampere saja (VA) saja..
2. Perhatikan ukuran satuan dayanya
Ada perbedaan dalam menghitung satuan daya yang menggunakan Watt dengan Volt ampere. Watt adalah satuan untuk mengukur daya listrik, sedangkan Volt Ampere adalah satuan untuk mengukur daya nyata dalam rangkaian Listrik. Ada istilah daya nyata dan daya semu. Daya nyata adalah satuan yang dihasilkan dari perkalian tegangan (Volt) dengan arus listrik (Ampere) dikalikan dengan COS PHI yang dikenal dengan satuan Watt, sedangkan daya listrik semu adalah asli perkalian antara Tegangan dan Arus listrik yang dikenal dengan Volt x Ampere atau disebut denan VoltAmpere(VA)
Jadi perhitungan yang digunakan PLN untuk menghitung daya listrik dirumah biasanya lebih kepada daya listrik semu seperti 900 VA, 1300 VA. Lalu bagaimana jika kita ingin menggunakan satuan watt untuk menghitung dayanya, cukup dengan menggunakan perhitungan daya nyata Watt =VA x CosPhi yang kurang lebih nilainya (0,8).. Jadi jika rumah Anda daya listriknya 900 VA maka jika kita ingin mengubahnya ke satuan Watt adalah 900 x 0,8 sama dengan 720 Watt.
Begitu juga jika stabilizer yang akan anda beli ingin mengubahnya ke Watt. Pada poin 1 kebutuhan kita 287,5 Watt, sedangkan stabilizer yang kita gunakan biasanya mencantumkan satuan 500 Volt Ampere (VA) maka agar kita bisa samakan dengan ukuran yang sama (Volt Ampere), maka kebutuhan 287,5 watt kita konversikan ke Volt Ampere menjadi 287,5 x 0,8 sama dengan 230 Volt Ampere. Ternyata masih belum melampaui daya yang tertera di stabilizer.
3. Jika Memungkinkan Pilih Rentang tegangan Input yang lebih lebar
Coba perhatikan baik baik biasanya dibagian colokan tertulis INPUT 140 VOLT - 240 VOLT, artinya tegangan dengan rentang terendah 140 Volt dan tertinggi 240 Volt masih bisa distabilkan ke tegangan 220 Volt. Namun menurut pengalaman jika daya turun melampaui 160 Volt, sangat susah stabilizer untuk menaikkan ke 220 Volt, Kecuali mungkin stabilizer dengan merk merk tertentu.
4. Merk menentukan kualitas
Saya tidak mempromosikan merk tertentu, namun sesuai dengan merk yang saya pilih Matsunaga menempati urutan terbaik untuk stabilizer, Namun jika ingin membeli merk dibawahnya dengan kualitas baik saya pernah menggunakan merk Sako. Merk lain belum pernah coba. bagaimana dengan Merk stabilizer milik Anda.